Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

Juara World Cup_FIFA

Ke-1 tahun 1930 di Uruguay Juara 1 Uruguay Juara 2 Argentina Juara 3 Amerika Serikat Juara 4 Yugoslavia Ke-2 tahun 1934 di Italia Juara 1 Italia Juara 2 Ceko Juara 3 Jerman Barat Juara 4 Austria Ke-3 tahun 1938 di Prancis Juara 1 Italia Juara 2 Hongaria Juara 3 Brazil Juara 4 Swedia Tahun 1942 ditiadakan Tahun 1946 ditiadakan Ke-4 tahun 1950 di Brazil Juara 1 Uruguay Juara 2 Brazil Juara 3 Swedia Juara 4 Spanyol Ke-5 tahun 1954 di Swiss Juara 1 Jerman Barat Juara 2 Hongaria Juara 3 Austria Juara 4 Uruguay Ke-6 tahun 1958 di Swedia Juara 1 Brazil Juara 2 Swedia Juara 3 Prancis Juara 4 Jerman Barat Ke-7 tahun 1962 di Chili Juara 1 Brazil Juara 2 Ceko Juara 3 Chili Juara 4 Yugoslavia Ke-8 tahun 1966 di Inggris Juara 1 Inggris Juara 2 Jerman Barat Juara 3 Portugal Juara 4 Uni Soviet Ke-9 tahun 1970 di Meksiko Juara 1 Brazil Juara 2 Italia Juara 3 Jerman Barat Juara 4 Uruguay Ke-10 tahu

Pengertian dan Manfaat Katalis

Katalis adalah alat yang digunakan untuk mempercepat atau memperlambat suatu reaksi kimia. Katalis terutama banyak dipergunakan untuk membantu dalam proses industri seperti dalam pengilangan minyak bumi dan proses produksi bahan kimia umum atau kimia khusus. Selain dikedua jenis industri tersebut, katalis juga dipergunakan  dalam proses produksi produk makanan, pembangkit listrik tenaga nuklir, kendaraan, dan untuk kegiatan pengendalian pencemaran. Dalam proses di kilang minyak bumi, katalis yang banyak dipergunakan adalah katalis reforming, isomerasi dan hydrocracking. Fungsi katalis-katalis tersebut pada dasarnya untuk membantu memecah rantai senyawa karbon. Dengan bantuan katalis tersebut minyak mentah (crude oil) dapat diproses sehingga dapat diperoleh variasi turunannya seperti premium, kerosin, avtur, dan produk lainnya tergantung tingkat pemutusan rantai karbonnya. Untuk industri kimia, kebanyakan katalis yang digunakan adalah katalis yang membantu pembentukan (syntet

Implementasi Ngayah Masa Kini

Ngayah bagi umat Hindu umumnya atau masyarakat (Hindu) Bali khususnya bagai ‘oksigen’ yang menapasi religiusitas. Namun pada saat globalisasi melanda saat ini, kegiatan ngayah semakin jarang dilakukan. Hingga kini , ngayah memang lebih banyak dipahami, dimaknai dalam lingkup yang sempit dan terbatas. Seperti ngayah membuat upakara pada waktu piodalan di pura, mempersembahkan Tari Wali, Bebali, atau memercikkan tirta kepada umat, dan sebagainya. Akibatnya, banyak warga yang tidak bisa terlibat dalam kegiatan ngayah berkenaan dengan piodalan itu merasa ‘asing’ atau ‘tidak percaya diri’. Namun, jika memahami dengan benar secara konseptual tentang makna dan hakikat dari ngayah, hal itu tidak perlu terjadi. Aktivitas ngayah yang masih melekat dalam sikap batin dan budaya manusia Hindu pada hakikatnya berpegang pada suatu rumusan filosofis kerja sebagai ibadah dan ibadah dalam kerja. Bagi sosok manusia Hindu lebih jauh diperdalam dalam pemahaman kharisma yang disebut taksu. Kon

Memudarnya Bahasa Bali

Penggunaan bahasa Bali di kalangan remaja Bali sepertinya sudah agak berkurang, penggunaan bahasa Bali telah digeser oleh bahasa Indonesia dan bahasa asing. Anak muda merasa lebih percaya diri bila dalam pergaulan sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia, apalagi sekarang generasi muda kita berlomba-lomba untuk mempelajari bahasa asing. Maka tidak mengherankan jika sekarang ini kebanyakan generasi muda Bali tidak bisa berbahasa Bali halus. Para orang tua juga mendidik anaknya berbahasa Indonesia dari sejak kecil, sehingga sampai dewasa hal itu akan dibiasakan. Seharusnya orang tua mengajarkan bahasa Bali sejak dini agar bahasa Bali tidak punah. Kebanyakan para remaja zaman sekarang lebih sering menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa asing dan mereka malah melupakan bahasa ibunya sendiri. Para remaja menganggap pelajaran bahasa Bali sepele padahal sangat penting bagi kita untuk menerjemahkan lontar-lontar yang merupakan warisan dari nenek moyang kita. Orang tua sangat berper